Rabu, 09 Oktober 2013

1122 : HUKUM MEMEMOTONG-MOTONG TULANG HEWAN AQIQAH

Hasil Musyawaroh Hari ini
....................................

HUKUM MEMEMOTONG-MOTONG TULANG HEWAN AQIQAH

Pertanyaan:
Assalaamualaikum..
Dalam aqiqoh yang sunah tulang-tulang dari kambing tidak dipecah-pecah atau diremuk,tetapi dipotongi pas ruas-ruasanya. tapi suatu saat pernah dengar pengajian dalam selametan, bahwa mengolahnya malah sunnah diremuk, dipotong kecil-kecil, dan memang sesuai dengan masyarakat dan mudah dibagi-bagikan.
Pertanyaan saya, minta tolong kepada dewan asatidz, apa benar demikian dan sekalian ta’birnya? Terimakasih .

(Dari: Sari Similikiti)

Jawaban:
Wa’alaikum salam warohmatulloh wabarokatuh

Hukum memotong-motong tulang hewan aqiqah yang telah disembelih diperselisihkan diantara ulama’;

1. Menurut madzhab syafi’i dan hanbali disunatkan untuk tidak memotong-motong tulang hewan sembelihan aqiqah. Hikmahnya adalah tafa’ulan (sebagai do’a) agar anak yang diaqiqahi kelak tidak menderita patah tulang. Diantara dalilnya adalah riwayat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha;

يُطْبَخُ جُدُولًا، وَلَا يُكْسَرُ مِنْهَا عَظْمٌ

“(Daging aqiqah itu) dimasak sepenggal-penggal, dan tulangnya tidak dipecah”. (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, No.24263)

Namun, seumpama hal itu dilakukan hukumnya tidak makruh, tapi khilaful aula (menyelisihi yang lebih utama).

2. Menurut madzhab maliki, tulang tersebut boleh dipotong-potong atau dibiarkan utuh. Imam Malik dalam “Al-Muwaththo’” menjelaskan bahwa aqiqoh itu sepertihalnya qurban, karena itu diperbolehkan memotong-motong tulangnya. Pendapat ini juga didukung oleh Imam Ibnu Hazm, pemuka ulama’ madzhab dhohiri, beliau menjelaskan, tidak ada satu pun hadits yang shahih yang bisa dijadikan dalil mengenai pelarangan hal tersebut, termasuk riwayat dari aisyah diatas.

Kesimpulannya, memang hukum memotong-motong tulang hewan aqiqah itu diperselisihkan oleh ulama’, ada yang menyatakan sunah untuk tidak dipotong-potong dan ada yang menyatakan diperbolehkan dipotong-potong. Wallahu a’lam.

(Dijawab oleh: Siroj Munir, Octaviant Cheerfull dan Ubaid Bin Aziz Hasanan)

Referensi:
1. Al-Muhadzdzab, 1/439 (Madzhab Syafi’i)

والمستحب أن يفصل أعضاءها ولا يكسر عظمها لما روي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: السنة شاتان مكافئتان عن الغلام وعن الجارية شاة تطبخ جدولاً ولا يكسر عظم

2. Tuhfatul Muhtaj, 9/372 (Madzhab Syafi’i)

ولا يكسر عظم) تفاؤلا بسلامة أعضاء المولود فإن فعل لم يكره لكنه خلاف الأولى

3. Al-Mughni, 13/172 (Madzhab Hanbali)

ويستحب أن تفصل أعضاؤها ولا تكسر عظامها لما روي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: السنة شاتان مكافئتان عن الغلام وعن الجارية شاة تطبخ جدولا ولا يكسر عظم

4. At-Taj Wal-Iklil, 4/393 (Madzhab Maliki)

وجاز كسر عظمها) في الموطأ: العقيقة بمنزلة الضحايا وتكسر عظامها

5. Al-Muhallah, 7/523 (Madzhab Dhohiri)

وَلَا بَأْسَ بِكَسْرِ عِظَامِهَا . . . وَلَمْ يَصِحَّ فِي الْمَنْعِ مِنْ كَسْرِ عِظَامِهَا شَيْءٌ . فَإِنْ قِيلَ : قَدْ رَوَيْتُمْ { عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ وَقَدْ قِيلَ لَهَا فِي الْعَقِيقَةِ بِجَزُورٍ , فَقَالَتْ : لَا , بَلْ السُّنَّةُ أَفْضَلُ , عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ , وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ تُقْطَعُ جُدُولًا وَلَا يُكْسَرُ لَهَا عَظْمٌ فَيَأْكُلُ وَيُطْعِمُ وَيَتَصَدَّقُ , وَلْيَكُنْ ذَلِكَ يَوْمَ السَّابِعِ , فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَفِي أَرْبَعَةَ عَشَرَ , فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَفِي إحْدَى وَعِشْرِينَ } . قُلْنَا : هَذَا لَا يَصِحُّ ; لِأَنَّهُ مِنْ رِوَايَةِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ الْعَرْزَمِيِّ

http://www.fikihkontemporer.com/2013/09/hukum-mememotong-motong-tulang-hewan.html


link dokumen :

https://www.facebook.com/notes/huda-sarungan-humor-dan-dawah-sarana-untuk-ngaji/1122-hukum-mememotong-motong-tulang-hewan-aqiqah/657670534257688

Tidak ada komentar:

Posting Komentar